Klasterisasi Akun Microsoft Teams untuk Manajemen Kelas Online

Klasterisasi Akun Microsoft Teams untuk Manajemen Kelas Online
Jika lembaga pendidikanmu menggunakan Microsoft Teams Education, dan kamu menjadi administratornya, salah satu hal yang perlu dilakukan sejak awal sebelum digunakan secara luas di seluruh anggota lembaga adalah melakukan klasterisasi akun Microsoft Teams para siswa. Yang dimaksud dengan klasterisasi adalah pengelompokkan akun para siswa berdasar kategori-kategori tetap tertentu.
Klasterisasi ini bertujuan untuk menggolongkan dan merapikan database siswa secara permanen. Salah satu contoh fungsi praktis klaster adalah memudahkan setiap pengajar untuk memasukkan siswa ke kelas online Microsoft Teams.
Baca juga: Cara membuat kelas online Microsoft Teams
Ada beberapa contoh kategori tetap yang bisa dipakai untuk mengelompokkan siswa. Sebut saja jenis kelamin, tahun lahir, jalur masuk saat mendaftar, tahun angkatan, penjurusan, dan kode kelas. Kecuali dalam kasus tertentu, kategori-kategori tersebut bisa diasumsikan bersifat tetap pada setiap siswa selama mereka sekolah.
Untuk keperluan manajemen kelas daring, tidak semua kategori di atas dibutuhkan. Selain itu, jika terlalu banyak kategori yang dipakai pun akan membuat klasterisasi terlalu detail, rumit, dan tidak efisien. Karenanya cukup diambil tiga atau empat kategori yang dibutuhkan, tergantung kompleksitas penjenjangan lembaga pendidikanmu.
Sebagai contoh, dalam sebuah sekolah kategori tetap yang relevan bagi siswa di antaranya adalah penjurusan, tahun angkatan, dan kode kelas. Ketiga kategori tersebut menjadi dasar untuk melakukan klasterisasi akun Microsoft Teams siswa di sekolah tersebut.
Untuk melakukan klasterisasi, buatlah grup di Microsoft Teams berdasar ketiga kategori terpilih di atas. Misal penjurusan yang tersedia adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tahun angkatan sesuai dengan tahun masuk siswa yang bersangkutan. Sementara jumlah kelas setiap angkatan katakanlah ada empat dan diberi kode dengan huruf A sampai B.
Contoh klaster yang dibentuk contohnya seperti, IPS 2017 A, IPS 2017 B, IPA 2017. IPA dan IPS merujuk pada penjurusan, 2017 merujuk pada tahun angkatan, label A-D merujuk kepada kode kelasnya. Yang perlu diperhatikan, penamaan setiap klaster harus jelas dan konsisten, sehingga mudah dipahami dan dicari semua orang yang berkepentingan.
Selesai membuat grup klaster, masukkan akun setiap mahasiswa ke dalam grup klasternya masing-masing. Proses ini yang paling memakan waktu, karena kita harus mencocokkan namanya satu-persatu berdasar database akademik. Setelah itu grup klasterisasi mahasiswa telah selesai dibuat.
Klasterisasi akun Microsoft Teams seperti ini relatif bisa dipraktikkan secara permanen, dan menjadi fondasi manajemen kelas untuk seterusnya. Selain menjadi ruang kelas virtual bagi siswa, fondasi klaster ini juga bisa berguna untuk berbagai keperluan. Misalnya untuk manajemen kelas mata pelajaran setiap guru.
Setiap guru akan membuat dan mengelola sendiri grup kelas mata pelajarannya di Microsoft Teams. Lalu saat menambah anggota, ia tinggal mengetikkan nama klaster yang menjadi anggota kelasnya.
Misalnya guru A mengajar mata pelajaran Ternak Lele, dengan siswa berasal dari klaster IPA 2017 A, sampai IPA 2017 D. Maka buatlah grup mata kuliah Ternak Lele dan menyiapkan materi pengajaran yang dibutuhkan. Ketika memasukkan anggota, ketikkan empat klaster yang dimaksud (IPA 2017 A, IPA 2017 B, IPA 2017 C, dan IPA 2017 D), lalu sekali klik tombol Add, otomatis seluruh mahasiswa di kelas tersebut langsung menjadi anggota. Tidak perlu menunggu, atau mengklik tombol Accept satu-persatu.
Dengan melakukan klasterisasi akun seperti ini, manajemen setiap kelas akan jauh lebih dimudahkan.